Jika anda menyebutkan kata sariawan, berarti jawaban anda betul seratus persen! Sariawan memang seringkali dianggap penyakit ringan. Jarang orang yang memutuskan untuk pergi ke dokter untuk mengobati sariawannya. Kebanyakan orang memilih untuk mendiamkannya, karena menganggap penyakit itu dapat sembuh sendiri. Sedangkan yang lainnya, lebih memilih untuk mengobati sendiri, misalnya dengan banyak makan makanan yang mengandung Vitamin C atau membeli obat sariawan di toko obat.
Sariawan merupakan suatu kelainan pada selaput lendir mulut, yang ditandai adanya bercak luka berwarna putih pada dinding mulut atau bibir. Meski kecil dan letaknya tersembunyi di rongga mulut namun sariawan bisa menimbulkan rasa nyeri hebat.
Masyarakat awam tidak sedikit yang menganggap bahwa sariawan diakibatkan kekurangan vitamin C. Karena itulah, saat penyakit tersebut menyerang, banyak yang langsung berusaha menyembuhkannya dengan mengonsumsi vitamin C. Baik vitamin C dalam bentuk tablet hisap, telan, effervescent (tablet yang dilarutkan), dan lain sebagainya dalam takaran berlebih.
Pemahaman semacam itu, sebenarnya tidak selamanya benar. Seperti yang dijelaskan staf pengajar Fakultas Kedokteran Unissula Semarang, Drg Rusdima Udi SpBM. Menurutnya, seseorang yang menderita sariawan atau bidang kedokteran mengenalnya dengan stomatitis, bukan berarti kekurangan vitamin C. Lebih dari itu, sariawan bisa terjadi karena trauma, infeksi, atau bahkan karena adanya penyakit sistemis yang diderita pasien.
Trauma bisa terjadi pada saat makan, di mana proses pengunyahan bahan makanan yang padat atau keras berakibat pada rusaknya jaringan lunak rongga mulut. Stomatitis karena trauma biasanya sembuh sendiri tanpa pengobatan," ujar Drg Udi.
Selain trauma, imbuh dia, beberapa infeksi bisa menjadi penyebab timbulnya sariawan. Seperti herpes simpleks, tuberculosis (TBC), hingga infeksi karena HIV/AIDS. Selain itu, stomatitis dapat juga diakibatkan munculnya penyakit sistemis.
Populer
Dikatakan, penyakit sistemis yang sudah popular di kalangan masyarakat awam adalah yang mempengaruhi imunitas (kekebalan tubuh), hormonal, seperti pada wanita hamil, menstruasi, diabetes mellitus, serta akibat kelainan darah, misalnya, neutropenia, anemia, maupun leukemia (kanker darah putih).
Meski penyebab stomatitis beragam, namun, semuanya memberikan gejala yang sama. Di sekitar bibir dan mulut terdapat luka, radang, rasa nyeri hebat, rasa panas seperti terbakar, sakit kepala, serta pembengkakan kelenjar lymphe di sekitar mulut dan leher.
Rongga mulut bisa dikatakan sebagai barometer penyakit sistemis, seperti gangguan imunitas, hormonal, dan kelainan darah, yang diderita pasien. Sehingga, gejala penyakit sistemis seringkali timbul dalam rongga mulut sebelum penyakit yang mendasarinya terdiagnosis oleh dokter atau dikeluhkan pasien," ujar dia yang juga praktik di RSI Sultan Agung dan RS Roemani Muhammadiyah ini.
Drg Udi menunjuk contoh seorang pasien yang datang dalam kondisi mulut dipenuhi bercak putih. Saat dilakukan pemeriksaan klinis secara menyeluruh, ternyata diketahui bahwa pasien tersebut terinfeksi virus HIV/AIDS. Begitu pula pada pasien dengan pendarahan di gusi yang kemudian terdiagnosis menderita penyakit leukemia.
Mengapa justru organ mulut yang menjadi barometer penyakit? Menurut Drg Udi, hal tersebut disebabkan banyaknya pembuluh darah yang terdapat di sekitar mulut. Selain itu, jaringan pada mulut sangat halus dan sel-sel yang ada di dalamnya paling cepat berganti. Akibatnya, jika daya tahan tubuh berkurang sedikit saja, bakteri di mulut yang sehari-hari normal menjadi patogen. Mulut pun akan mudah terkena sariawan.
Biasanya, pada penderita penyakit sistemis, stomatitis akan terjadi secara berulang. Dalam hal ini, pengobatan dengan pemberian vitamin C, obat antinyeri, antibiotika, tidak akan menyembuhkan sepenuhnya sariawan yang diderita. Karenanya, perlu pemeriksaan lebih mendalam guna mendeteksi penyebab sariawan yang sebenarnya," tandas dia.
Sementara itu, menurut drg. Ratu Mirah Afifah, GCCLindent, MDSc, staf pengajar Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjajaran, Bandung, di dalam rongga mulut banyak terdapat bakteri dan jamur yang bisa menyebabkan sariawan.
Sariawan juga bisa disebabkan karena gangguan keseimbangan tubuh akibat stres, kurang vitamin C, kurang tidur. Faktor lain yang menyebabkan sariawan antara lain kesalahan menggosok gigi, apalagi jika menggosoknya serampangan dan tak hati-hati. Luka di seputar mulut akibat tergigit atau terjatuh juga bisa menyebabkan infeksi dalam bentuk sariawan.
"Pemakaian gigi palsu atau kawat gigi yang tidak pas juga akan membuat jaringan lunak teriritasi sehingga timbul sariawan," papar Ratu. Sebatang rokok juga bisa merusak vitamin C yang ada dalam tubuh, akibatnya seorang perokok lebih mudah terkena sariawan.
Sariawan yang disebabkan oleh faktor lokal infeksi biasanya akan sembuh dalam waktu dua minggu. Akan tetapi, bila luka mirip sariawan tetap menetap hingga berbulan-bulan, bisa jadi itu merupakan tanda penyakit serius, seperti HIV/AIDS atau kanker mulut. "Penyakit gangguan kekebalan tubuh seperti HIV bisa menyebabkan tubuh mudah terserang infeksi, terutama luka dalam mulut," kata Ratu.
Karena itu bila Anda mengidap penyakit sariawan yang tak kunjung sembuh, segeralah berkonsultasi ke dokter untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Ada beberapa cara yang bisa mencegah sariawan, misalnya makan dengan tenang agar bibir atau lidah tidak tergigit. Luka di kedua tempat itu lambat penyembuhannya sehingga mudah terkena infeksi bakteri atau kuman di mulut. Pastikan gigi dan mulut selalu terawat, berkumurlah dengan antiseptik jika ada gangguan sariawan, serta hindari stres.
Perbanyak pula sayuran dan buah-buahan karena banyak mengandung vitamin C, B2, B5, dan asam folat yang sangat bermanfaat mencegah sariawan.
Kekurangan vitamin C memang sangat sering dihubungkan dengan sariawan. Padahal, kekurangan vitamin C hanyalah salah satu penyebab sariawan. Menurut literatur, timbulnya sariawan dapat dipicu oleh berbagai faktor.
Penyebab
Jika diurutkan dari yang paling sering, maka penyebab sariawan adalah:
- alergi
- ketidakseimbangan hormon, misalnya menjelang haid
- stres
- kurang seimbangnya asupan makanan antara daging dan sayuran
- kekurangan vitamin C
- trauma, misalnya karena tergigit
- makanan yang pedas-pedas, sehingga mukosa mulut kepedasan.
- virus
Pengobatan
Saat ini terdapat berbagai upaya tradisional maupun medis yang dapat ditempuh untuk memberantas sariawan. Obat sariawan ternyata tak cuma bisa didapatkan melalui resep dokter, namun juga dapat diperoleh di dapur, kamar mandi maupun di halaman.
Obat sariawan yang biasa terdapat di dapur, diantaranya adalah: mentega, madu, garam sampai air tomat. Jika anda merasa bibir perih saat berada di kamar mandi, anda dapat langsung meraih pasta gigi, oleskan saja, seperti yang juga dilakukan pada obat sariawan dari dapur.
Sedangkan pengobat sariawan yang lebih modern dapat anda peroleh di apotek. Biasanya tablet hisap atau ekstrak Vitamin C menjadi pilihan utama. Alternatif lain adalah obat-obat tradisional yang bisa diperoleh di toko jamu atau toko obat Cina. Selain itu, anda juga dapat menggunakan obat kumur anti septic atau abotyl.
Sedangkan obat sariawan yang dapat diperoleh dari halaman adalah tumbukan daun saga. Namun, jika sariawan yang anda derita dipicu oleh stress, tentunya upaya mengatasi stress atau kecapekanlah yang harus dilakukan.
Namun, ada baiknya kini anda tak lagi menyepelekan penyakit ini. Pasalnya, sariawan yang tak kunjung sembuh telah diidentifikasi sebagai salah satu gejala HIV/AIDS. Jika sudah begitu, olesan pasta gigi atau daun saga sudah tak berguna lagi! (fn/km/wd/cbn) www.suaramedia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar